Purwakarta Menuju Pusat Wisata

Bukan hanya mimpi bilamana suatu saat daerah Purwakarta menjadi pusat wisata di Jawa Barat. Letaknya yang berdekatan dengan Jakarta dan Bandung, apalagi setelah berfungsinya jalan tol Cipularang, menempatkan Purwakarta sebagai pusat persinggahan dan kawasan peristirahatan (resort area) yang menarik sekedar menyepi dari kebisingan kota Jakarta dan Bandung.
Purwakarta bisa menjadi alternatif bagi kawasan Puncak. Dari Jakarta, Purwakarta bisa dijangkau satu jam lewat jalan tol Cikampek. Lebih dari itu, di Purwakarta ada pesona wisata yang sangat indah, yaitu Danau Jatiluhur dan Danau Cirata.
Kabupaten Purwakarta telah memiliki Peraturan Daerah (No.8/1991) tentang Rencana Umum Tata Ruang Kawasan Wisata Jatiluhur. Kawasan ini belum berkembang dengan baik, antara lain karena kendala jalan tembus. Wilayah Jabotabek, merupakan pasar wisata yang potensial bagi obyek wisata Jatiluhur, karena jaraknya relatif dekat dan waktu tempuhnya hanya sekitar 2 jam. Namun untuk menuju objek wisata ini hanya ada satu jalan, yaitu melalui Cilegong. Sedangkan jarak yang lebih dekat, melalui Desa Pangkalan di Kabupaten Karawang, belum dibangun jalan tembus menuju Jatiluhur.
Peluang investasi untuk mengembangkan obyek-obyek wisata masih terbuka luas, misalnya untuk kawasan Wisata Jatiluhur. Ke depan Jatiluhur akan menjadi Kawasan Wisata yang eksklusif, penuh dengan sarana pari wisata yang memadai. Sudah ada cetak biru program pengembangan wisata Jatiluhur. Pemkab mengundang pihak investor swasta untuk ikut membangun dan mengelola sarana wisata di Jatiluhur, antara lain fasilitas: lapangan golf, marina, pondok remaja, arena pemancingan dan permainan, hotel dan restauran terapung, pusat kerajinan, desa wisata, rekreasi air dan kolam renang, water park resort dan grass track.
PuSat Wisata dan Olahraga Air
Waduk Jatiluhur Waduk terbesar di Indonesia, menjadi Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), juga yang terbesar dan terhebat di seluruh tanah air. Terletak di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, atau sekitar 9 kilometer dari pusat Kota Purwakarta. Panorama danau seluas 8.300 hektar, menampung tidak kurang tiga miliar meter kubik air Sungai Citarum.
Dengan sistem limpasan terbesar di dunia, kawasan Jatiluhur memiliki banyak fasilitas rekreasi yang memadai, seperi hotel dan bungalow, bar dan restauran, lapangan tenis, bilyar, perkemahan, kolam renang, ruang pertemuan, sarana rekreasi dan olahraga air, playground dan fasilitas lainnya. Sarana olahraga dan rekreasi air, misalnya mendayung, selancar angin, kapal pesiar, ski air dan boating. Waduk Jatiluhur dapat dikunjungi melalui Jalan Tol Purbaleunyi (Purwakarta-Bandung-Ciluenyi), keluar di Gerbang Tol Jatiluhur.
Di perairan danau Jatiluhur ini juga terdapat budidaya ikan keramba jaring apung, yang menjadi daya tarik tersendiri. Di waktu siang atau dalam keheningan malam pengunjung dapat memancing penuh ketenangan sambil menikmati ikan bakar.
Dikawasan ini pula dapat melihat Stasiun Satelit Bumi yang dikelola oleh PT Indosat, lebih kurang tujuh kilometer dari pusat Kota Purwakarta, sebagai alat komunikasi internasional. Jenis layanan yang disediakan antara lain international toll free service (ITFS), Indosat Calling Card (ICC), international direct.
Waduk Jatiluhur dapat dikunjungi melalui Jalan Tol Purbaleunyi (Purwakarta-Bandung-Ciluenyi), keluar di Gerbang Tol Jatiluhur. Grama Tirta Jatiluhur, letaknya strategis, mudah dicapai dengan perjalanan sejauh 120 kilometer dari Jakarta, dan 70 kilometer dari Bandung. Berada di lereng bukit danau wisata Jatiluhur seluas 83 kilometer per segi dengan keindahan alam yang berpadu dengan barisan pegunungan benar-benar merupakan pilihan yang nyaman.
Grama Tirta Jatiluhur merupakan tempat yang menyenangkan untuk ber wisata dan melakukan berbagai aktivitas olahraga di alam terbuka. Di situ juga tersedia hotel dengan kapasitas 24 kamar, bar, restoran dan ruang pertemuan. Cottages dan bungalow sebanyak 75 kamar dilengkapi dengan AC. Wisata alam bisa dilakukan dengan berjalan-jalan di alam hijau yang masih dialiri Sungai Citarum yang jernih sambil menghirup udara segar, juga mendengarkan kicau burung
Cirata: Kawasan wisata Danau Cirata dan lahan Cirata tersebar luas di tiga Kabupaten, yaitu Purwakarta, Cianjur dan Bandung. Panorama air dan darat sangat potensial untuk dikembangkan sebagai pusat wisata alam. Lahan darat yang bisa dikembangkan, meliputi lahan surutan lebih kurang 270 ha dan lahan darat 330 ha. Di samping untuk wisata, kawasan tersebut masih terbuka untuk pengembangan potensi argobisnis.
Danau Cirata menyimpan pesona wisata, selain berfungsi sebagai Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Danau seluas 62 kilometer per segi itu terletak 220 meter di atas permukaan laut, dikelilingi oleh bukit-bukit. Cirata bisa dijangkau dengan berkendaraan (mobil) selama 40 menit dari kota Purwakarta, dengan jarak tempuh 15 kilometer. Di tengah perjalanan nda bisa menikmati makanan khas Purwakarta, peuyeum Bendul. Tak jauh dari pusat jajan tersebut, juga ada sentra industri keramik Plered. Sebuah perjalanan yang nyaman sembari menikmati indahnya panorama.
Daya tarik Cirata lainnya, delapan turbin dan gedung sentral (Power House) empat lantai berada di terowongan bawah tanah, dikendalikan dari ruang kontrol switchyard, yang berjarak lebih kurang dua kilometer. Danau tersebut juga sangat potensial untuk pengembangan budidaya ikat darat. Di situ ada 27.906 petak kolam jaring apung (KJA), berlokasi di Kecamatan Maniis, 17 kilometer dari kota Purwakarta.
Situ Wanayasa: Situ ini terletak 23 kilometer dari kota Purwakarta, menyatu dengan alam pegunungan Burangrang yang berudara sejuk. Luas situ ini lebih kurang tujuh hektar sehingga cocok untuk Desa Wisata dan pusat wisata. Sekitar 8 kilometer dari Situ Wanayasa terdapat sumber air panas Ciracas. Di sini bisa dibangun berbagai fasilitas wisata, seperti hotel, bungalow dan kolam renang. Tak jauh dari sumber air panas terdapat air terjun Curug Cipurut, bisa untuk hiking (pendakian) dan camping ground (kemah). Letaknya hanya lebih kurang tiga kilometer dari Wanayasa.
Situ Buleud: Situ “Bundar” Buleud seluas 4 hektar terletak di pusat kota Purwakarta berlatar belakang gedung kuno, eks kantor Karesidenan. Situ ini, dulunya tempat mandi badak-badak, karena daerah Purwakarta masih berupa kawasan hutan belantara. Pemerintah Belanda menjadikannya sebagai tempat peristirahatan. Situ Buleud dibangun jadi taman kota tahun 1830 oleh R.A. Suriawinata, pendiri kota Purwakarta. Situ sedang direnovasi untuk dijadikan paru-paru kota dan pusat rekreasi.
Para wisata wan juga bisa menikmati berbagai peninggalan bersejarah, atraksi kesenian daerah, barang-barang sovenir dan makanan khas daerah di kota Purwakarta. Selain itu masih ada obyek-obyek wisata lain, seperti obyek wisata ziarah: Makam Mama Sempur, Makam Baing Yusuf dan Makam Dalem Salawat.

0 komentar:

Bookmark and Share
 
Powered By Blogger | Portal Design By Trik-tips Blog © 2009 | Resolution: 1024x768px | Best View: Firefox | Top